Diawal tahun 2013 ini, Tarif Dasar Listrik (TDL) akan naik sekitar 4,3%, dengan perhitungan setiap 3 bulan sekali akan naik, hingga mencapai total kenaikan 15% sepanjang tahun 2013. Kenaikan ini tentu saja memprihatinkan, karena akan memicu kenaikan harga dan akhirnya akan memicu inflasi, disaat perekonomian kita tak kunjung membaik.
Diperkirakan kebijakan ini akan berdampak menaikkan inflasi di Indonesia sebesar 5,1%, padahal setiap kali TDL dinaikkan selalu muncul pertanyaan apakah sekarang PLN sudah effisien dibandingkan tahun 2003 – saat terakhir kali TDL dinaikkan?
Inefisiensi terbesar PLN sejak satu decade belakangan terjadi karena suplai bahan bakar untuk pembangkit PLN (PLTG) yang seharusnya dengan gas, tetapi menggunakan solar atau jenis minyak lainnya. Anehnya meskipun sudah dikemukakan oleh berbagai pihak yang ahli maupun yang tidak ahli, pemerintah tidak bergeming untuk merobah kebijakan mengutamakan ekspor gas ke luar negeri, dan mulai memprioritaskan kebutuhan gas dalam negeri (termasuk PLN). Selain kebijakan gas yang tidak memihak tersebut, kebijakan untuk sumber energi primer yang relative murah seperti batu bara, juga bermasalah, karena pemerintah juga tidak memprioritaskan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri, malah para pemegang KP batubara berlomba mengobral batubara kita ke luar negeri.
Patutkankah kesalahan kebijakan seperti ini kemudian dibebankan kepada masyarakat konsumen?
Padahal hingga kini PLN juga masih bermasalah dengan pencurian listrik yang kabarnya untuk wilayah DKI dan Tangerang saja mencapai Rp 14,3 Milyar. Berapa kerugian untuk seluruh Indonesia?
Jika TDL PLN dinaikkan, maka pemerintah akan mendapatkan cash segar bagi APBN Rp 14,5T, padahal kalau efisiensi bahan bakar dihulu (pembangkit) listrik PLN serius dibenahi (yang selama 10 tahun terakhir hanya diwacanakan saja) maka pemerintah dengan mudah akan mendapatkan dana segar yang besarnya dua atau tiga kali lipat.
Entah setan apa yang berbisik ketelinga para pengambil kebijakan negeri ini, hingga bertahun-tahun lebih bodoh dari keledai karena memerosokkan diri dilobang yang sama secara berulang-ulang.
Kapan ya, penguasa negeri ini berhenti menyusahkan rakyatnya?
(oleh : Martunus Haris Mohammad )